Thursday, March 25, 2010

Ujian Nasional, Antara Ada dan Tiada


Bismillah ar-Rahman ar-Rahim

Senin, 23 Maret kemarin, ujian nasional untuk tingkat SMA dimulai. Banyak sekali pro dan kontra mengenai keberadaan ujian nasional. Saya sendiri termasuk yang pro ujian nasional. Namun, saya mengakui, memang ujian nasional ini sendiri hanya menilai sebagian kecil sisi dari seorang siswa. Namun, di sisi lain, penilaian untuk sisi lain, sangat rawan untuk dicurangi. Sebagai contoh, katakanlah kita mau menilai keahlian siswa dalam melukis, standart apa yang digunakan untuk mengatakan lukisan siswa tersebut bagus?

Ada beberapa solusi yang saya kira bisa dilakukan untuk menjembatani ketimpangan ini, pertama, soal yang digunakan tetap sama, namun, standart kelulusan berbeda untuk tiap wilayah. Sebagai misal, standart kelulusan matematika untuk pulau jawa 5, tapi untuk sumatera 4.

Ada solusi yang lain, yang bisa dikatakan malah lebih ekstrim, yakni, biarkan standart kelulusan diberikan oleh sekolah, tapi nilai pelajaran dalam unas tetap muncul apa adanya. Jadi berbeda dengan standart kelulusan sebelumnya, yang sebagian masih diatur pemerintah, standart ini dilepas, tapi yang berhak memberikan nilai adalah dari Departemen Pendidikan Nasional.

Bagaimana menurut anda? Punya solusi lain?

No comments:

Post a Comment