Tuesday, January 26, 2010

Meneladani Ibrahim: Mencari Tuhan


Pencarian Tuhan termasuk proses yang sangat tua usianya, setua usia manusia itu sendiri. Oleh karena itu, dalam peradaban manapun dan di manapun, proses ini senantiasa termasuk di dalamnya. Kecenderungan untuk mendapatkan rasa aman dan mengalihkan diri dari rasa takut telah mendorong mereka untuk mengaitkan dirinya dengan sesuatu yang dianggap lebih tinggi yang kemudian diidentifikasikan sebagai Tuhan. Pada masyarakat primitif, sesuatu itu berasal dari kekuatan-kekuatan alam yang menampilkan diri dalam benda-benda dan sesuatu yang dianggap memiliki kekuatan. Lahirlah kepercayaan terhadap benda-benda dan dewa-dewi yang menjadi personifikasi dari kekuatan-kekuatan tersebut.

Dalam konteks agama tauhid, konteks pencarian ini pun mendapat pembenaran historis melalui proses pencarian Tuhan yang dilakukan Nabi Ibrahim. Dibandingkan utusan-utusan Tuhan lainnya, boleh jadi Ibrahim lah satu-satunya nabi yang harus mencari terlebih dahulu Tuhannya. Kemudian, dengan bimbingan Tuhan, beliau menemukan apa yang dicarinya dan mengimaninya. (al-An'am, 6:75-79)

Karena hasil dari pencariannya tersebut, Nabi Ibrahim dikenal sebagai Bapak Monoteisme yang diakui oleh tiga agama besar, yaitu Yahudi, Nasrani, dan Islam. Kepada beliau pulalah bersambung tali kekerabatan para utusan ALLOH yang hidup setelahnya.

1 comment:

  1. coba dilihat disini untuk pencerahan dan pelurusan pemahaman kita :
    http://www.ahmadheryawan.com/opini-media/budaya-pariwisata/3292-meluruskan-kisah-nabi-ibrahim.html

    ReplyDelete