Friday, February 19, 2010

Walikota Yang Tegas


Tri Risma Harini, Wisnu Wardhana, dan Saleh Mukaddar. Itulah 3 diantara beberapa calon walikota Surabaya yang ingin menggaet Bambang DH sebagai Calon Wakil Walikota. Banyak juga ternyata yang tertarik dengan Pak Bambang.

Ada beberapa catatan yang saya ingat mengenai Pak Bambang ini, terutama dalam ketegasan dan keberanian melindungi kebijakan yang dibuat bawahannya.

Pertama mengenai Persebaya. Ketika Pak Bambang DH menjabat, saya ingat, ketika beliau awal menjabat, kebijakan pertama yang beliau lakukan adalah memotong anggaran Pemkot untuk Persebaya. Itulah awal saya tercengang dengan kebijakannya. Hal itu mengakibatkan beliau di demo oleh Bonek. Tapi saya acungkan jempol untuk keberanian beliau ini, nyatanya, dananya beliau alokasikan benar-benar untuk membangun Surabaya. Surabaya kan bukan hanya Persebaya, bukan begitu Pak Saleh?

Kedua, keberanian beliau untuk melindungi kebijakan bawahannya. Mungkin banyak yang mendukung Bu Tri Risma yang Ketua Dinas Badan Perencanaan Kota, karena beliau dianggap berhasil menghijaukan kembali Surabaya. Tapi pertanyaannya, ketika membuat hijau Surabaya, berapa banyak pedagang kaki lima yang direlokasi? Dan siapa yang menjawab masalah relokasi ini, beserta demo besar-besaran dari para pedagang? Ini juga keberanian beliau. Kalau berani, harusnya Bu Tris Risma juga harus berani mengatakan bahwa beliau juga turut andil dalam kebijakan pedagang kaki lima. Tapi jelas, dalam kampanye Bu Tri Risma, beliau tidak berani menyebutkan ini. Toh, Pak Bambang sudah mengambil alih tanggung jawab tersebut.

Ketiga, beliau sering tidak malu untuk langsung menegur anak buahnya bahkan anak buah kontraktor sebuah pekerjaan yang dianggap melakukan kesalahan dalam pekerjaannya. Saya sering mendengar cerita dari kawan yang dekat dengan beliau, salah satunya beliau pernah langsung turun dari mobil untuk menegur anak buah kontraktor yang melakukan kesalahan pekerjaan ketika hal ini terlihat dari mobilnya. Jadi, alih-alih beliau kembali dulu ke kantor dan memarahi anak buahnya di ruang ber-AC, beliau langsung bergerak di lapangan.

Kalau mau lihat hasil karya beliau di Surabaya, saya cuma bisa bilang, cukuplah dengan melihat banjir di Surabaya yang mulai banyak berkurang. Saya jadi berfikir, andaikan beliau ditugaskan jadi walikota di tempat lain yang lebih tinggi di mana persepakbolaannya juga sangat terkenal di Indonesia dan masih berada di Jawa Timur juga, tapi nyatanya banjir. Heran, dataran tinggi kok banjir. Jelas yang gak becus walikotanya, meskipun sama-sama dari PDI-P.


Oleh:
Ali Sofyan Kholimi

No comments:

Post a Comment