Monday, July 2, 2007

Taqdir + Ikhtiar + Do'a = Nasib

Bismillah ar-Rahman ar-Rahim

Ketika kita membahas tentang nasib kita, maka ada 3 komponen yang berperan dalam penentuan nasib kita, yakni taqdir, ikhtiar, dan do'a.

Taqdir adalah aturan dan perhitungan yang telah ditentukan oleh ALLOH. Taqdir sendiri pada prinsipnya tidak bisa diubah kecuali ALLOH yang mengubahnya. Taqdir sendiri terbagi jadi dua. Taqdir pertama, taqdir yang Insya ALLOH tidak bisa dilanggar sama sekali oleh manusia di dunia, di antaranya hukum alam. Taqdir kedua, adalah taqdir yang bisa dilanggar oleh manusia di dunia, di antaranya syari'at, namun tetap saja, ada perhitungannya di akhirat.

Dengan taqdir-taqdir yang mengikat kita itulah, kita berusaha sebaik-baiknya untuk mencapai nasib yang terbaik. Menganalisa taqdir-taqdir yang berlaku pada kita dan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melanggar taqdir kita sehingga mencapai nasib yang terbaik. Usaha-usaha itulah yang disebut ikhtiar.

Bagaimana dengan peran do'a? Seberapapun cerdas kita, kita tidak mungkin bisa menganalisa taqdir yang berlaku pada kita, setiap detiknya dalam setiap ikhtiar kita. Dengan do'a, ALLOH memberikan kita nasib yang terbaik dari taqdir yang berlaku pada kita, baik taqdir yang berhasil kita analisa maupun yang terlepas dari analisa.

Nasib adalah hasil akhir dari ikhtiar yang kita lakukan berdasarkan analisa taqdir yang kita lakukan dibarengin dengan pertolongan ALLOH melalui do'a yang kita panjatkan.

Dalam pembahasan taqdir dan nasib ini, kedua istilah tersebut sering bercampur aduk. Taqdir adalah sesuatu yang kita tidak berhak mengubahnya, sedang nasib adalah sesuatu yang kita diberi hak untuk mengubahnya, tentunya dengan ikhtiar dan do'a.

Wallahu 'alam bi Shawwab.

Kata kunci dalam Al-Qur'an untuk mencari penjelasan ini. (قدر, نصب )


Oleh:
Ali Sofyan Kholimi

No comments:

Post a Comment