Sunday, January 9, 2011

Gaya Belajar Pada Mahasiswa Informatika

Pernah baca buku Quantum Learning? Dalam buku tersebut disebutkan ada 3 (tiga) model cara belajar, yakni visual, auditori, dan kinestetik. Saya sendiri dan Mahar, tampaknya masuk dalam kategori Visual.  Ketiga tipe di atas berdasar pada model yang dikemukakan oleh Fleming dengan model VAK/VARK-nya. Model ini memang yang paling terkenal.

Ciri orang yang mempunyai model cara belajar visual adalah senang membaca, kalau mengajari orang lain lebih suka dengan demo daripada dengan ceramah, dan lebih mudah belajar dengan melihat. Pada orang yang mempunyai gaya belajar Auditori, mereka lebih suka mendengarkan, kalaupun membaca, mereka membaca dengan keras. Tipe auditori juga fasih berbicara. Beda lagi dengan tipe kinestetik, mereka ini belajar dengan praktek.

Bagaimana dengan kenyataan di waktu pengajaran untuk teknik informatika? Pada kenyataannya, kuliah-kuliah yang diberikan kebanyakan adalah model praktek, di mana saya melihat, secara teoritis - sekali lagi secara teoritis, tipe visual dan tipe kinestetik lah yang paling bisa mengikuti perkuliahan.

Mungkin bisa saya berikan contoh, dalam memberikan kuliah pemrograman, maka pengajar kemungkinan akan menuliskan kode-kode di papan, atau mungkin memperlihatkan melalui proyektor. Tipe Visual, akan melihat dengan tekun. Tipe kinestetik, mungkin bisa langsung membuka laptop, tidak begitu memperhatikan pengajarnya. Bagaimana dengan tipe audio? Saya melihat, merekalah yang mungkin agak kesulitan, karena tidak mungkin pengajar membicarakan kode tanpa menuliskannya. Namun, tentunya, hal ini tidak berlaku untuk mata kuliah E-Business, di mana tipe kinestetik yang mungkin kebingungan.

Pernyataan di atas sendiri mungkin kurang berdasar, karena penelitian yang akurat mengenai hal ini belum ada. Hanya merasa sendiri. Ingin tahu yang mana yang tipe audio? Pada waktu kuliah pemrograman, lihat saja yang terbiasa berpakaian rapi dan pada waktu kuliah berbicara sendiri. :D

Tapi tentu saja, perlu saya tekankan, tipe audio berbeda dengan tipe "celometan". Tipe audio memang akan berbicara sendiri ketika dia bingung, tapi ketika temannya disuruh maju, dia tidak akan "menyoraki".

Berdasar model Fleming, saya sendiri kesulitan memecahkan masalah di atas. Saat ini saya berusaha memahami dengan model lain, yakni model Gregorc Style Deliniator hasil penelitian Anthony Grecorc, yang terdiri dari 4 tipe: Concrete Sequensial, Abstract Sequensial, Concrete Random, dan Abstract Random. Sayangnya referensi dengan pemodelan ini masih kurang di Indonesia.

Ada yang punya ide bagaimana cara mengajari si tipe audio ini?

No comments:

Post a Comment