Bismillah ar-Rahman ar-Rahim
Sejak Februari lalu, saya sangat ingin sekali install Linux, kembali tobat. :D Tapi baru kesampaian sekarang. Sudah 4 tahunan saya tidak pakai Linux, jadi bisa dikatakan saya sangat jadul sekali masalah linux ini.
Yang menarik dari Linux yang baru ini adalah adanya filesystem baru yang bernama Ext4. Kira-kira apa ya bedanya? Setelah tanya Mbah Wiki, akhirnya ketahuan juga bedanya.
Pertama, dibandingan dengan ext3 atau ext2 yang menggunakan skema block mapping untuk melakukan penulisan pada harddisk atau perangkat penyimpan data yang lain, ext4 sudah bisa menggunakan skema extent. Apa sih bedanya skema extent dengan skema block mapping? Skema block mapping, akan mengunci satu blok alamat pada file system untuk sebuah file, berapapun ukuran file tersebut, baik file tersebut ukurannya lebih besar dari blok yang disediakan maupun lebih kecil. Apabila lebih kecil, maka ada sisa space yang tidak terpakai. Apabila ukuran file lebih besar dari ukuran blok yang disediakan, maka file disimpan dalam pecahan ukuran blok yang tersedia, yang juga memungkinkan, dan kemungkinan besar, ada space yang tersisa. Kekurangannya? Banyak space harddisk yang tersisa. Oleh sebab itu, ketika kita melihat ukuran space harddisk dan total ukuran file ternyata beda, seolah-olah masih ada space, tapi kita tidak bisa menyimpan data yang ukurannya kurang dari space yang tersisa. Kelemahan ini ditutupi dengan skema extent.
Kedua, jumlah subdirectory. Jumlah subdirectory pada ext4 bisa mencapai 64.000 subdirektori, bandingkan dengan ext3 yang hanya mencapai 32.000 subdirektori.
Ketiga, batasan waktu. Sistem penanggalan ext3 hanya sampai tahun 2038. Sama seperti sistem penanggalan program-program yang dibuat dengan Fortran dulu yang hanya sampai tahun 2000 (Y2K Millenium Bug). Untuk sistem penanggalan ext4, sudah sampai tahun 2242.
Itu tiga perbedaan utama yang saya temui antara ext3 dan ext4. Ada yang tahu lebih lengkap?
Wah mas saya barusan eror dengan ubuntu 10.04 pake file ext4,gmana yagh
ReplyDeleteKAPOK SOKOR
ReplyDeleteHabis partisi pakai aplikasi partition manager semacam partition magic atau gparted? Memang beresiko. Bukan hanya di Linux, saya coba otak atik partisinya Win 7 pakai partition manager bawaannya Win 7 sendiri saja error.
ReplyDeletetengkyu Mas inpoh nya. masih newbie nih di pinguin
ReplyDeleteKalo sering error mungkin karena HW or SW iah kira2?
ReplyDeleteehmm... thanks neh buat infromasinya mas, ehmm kalo ada info sepurtar pinguin jangan sungkan yah.. hehehe.. aku juga dah lama gk otak atik pinguin, cm karang lagi tertarik sm opensuse neh... ehmmm boleh di coba neh filesystem barunya... thanks....
ReplyDelete