Wednesday, December 14, 2011

Gelas Yang Manakah Saya?

Membaca artikel Pak Andrie Wongso. Dipaparkan bahwa ada 5 macam sikap seseorang yang mendapatkan suatu pelajaran, diantaranya:

1. Gelas yang tertutup
Gelas ini tidak tidak dapat diisi dengan apapun dan menggambarkan sikap seseorang yang tidak mau menerima kata-kata apa pun dari siapa pun. Orang ini menganggap ajaran orang lain adalah salah, meskipun dirinya tidak tahu apa yang benar. Ia tak mau menimbang & merenungkan kata-kata orang lain.

2. Gelas yang sudah penuh berisi air
Karena itu, gelas ini tidak dapat diisi dengan apapun. Gelas ini menggambarkan sikap seseorang yang mau mendengar, tetapi karena di dalam dirinya sudah ada prinsip yang sangat dipercayainya maka ia tidak mau lagi menimbang & merenungkan kata-kata dari orang lain.

3. Gelas yang pecah
Karena itu senkalipun dapat diisi, gelas ini tak bisa menampung air yang dituangkan ke dalamnya. Gelas ini menggambarkan seseorang yang tidak mampu mencerna ajaran. Karena itu, meskipun dia ini mau mendengar serta mau merenungkan ajaran yang diterima, ada halangan yang membuat dirinya tak mampu memahami ajaran. Misalnya halangan fisik atau mental.

4. Gelas yang berisi kotoran.
Apapun yang dituangkan ke dalam gelas ini akan menjadi kotor. Gelas ini menggambarkan seseorang yang punya sifat jahat. Jika orang ini bertemu dengan orang yang lebih pandai, ia akan menjadi iri. Kalau bertemu dengan yang lebih bodoh, ia akan menghina. Kalau bertemu dengan yang setara, ia menganggapnya sebagai pesaing. Orang seperti gelas ke empat adalah tipe orang yg paling dihindari oleh seorang guru. Jika ada murid seperti ini, guru yang bijaksana akan menjauh.

5. Gelas kosong
Ini gelas yang bisa diisi oleh berbagi macam pengetahuan, dan penggambaran ini merupakan sikap seseorang yang ideal untuk belajar.

Gelas yang manakah saya?

Dalam komentar artikel tersebut, banyak yang memilih menjadi gelas kosong.

Bagi saya, saya bukanlah gelas kosong. Gelas kosong hanyalah berlaku bagi bayi. Kalau ditanya, seperti apakah saya? Saya memilih pilihan kedua, gelas yang berisi penuh air. Bukannya kalau ditambah air bisa tumpah? Ya, bisa tumpah. Tapi ingat, yang tumpah bukan hanya air yang baru dituangkan, tapi bisa juga air yang sudah lama yang tumpah. Jadi, bisa dikatakan, saya ingin memilih, ilmu manakah yang baik.

Bagi saya, pilihan nomor 2 tersebut ada penjelasan yang kurang tepat, yakni: "maka ia tidak mau lagi menimbang & merenungkan kata-kata dari orang lain". Sekali lagi, ketika gelas diisi, bukankah yang tumpah bukan hanya isi yang baru, namun bisa juga isi yang lama? Jadi, sesungguhnya gelas yang penuh itu merenungkan, mana ilmu lamanya yang harus ia buang, mana yang harus tetap ada.

yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal

No comments:

Post a Comment