Datagram Congestion Control Protocol didesain untuk memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- Berdasar pada aliran datagram yang unreliable. Mirip dengan UDP.
- Handshake yang reliable untuk melakukan setup (melakukan koneksi) dan teardown (memutus koneksi) pada koneksi. (Berbeda dengan UDP, lebih mirip TCP)
- Adanya kebebasan untuk melakukan pilihan cara penanganan terhadap permasalahan koneksi yang ada, semisal pemilihan mekanisme kontrol yang cocok apabila terjadi congestion.
- Mekanisme yang dibuat haruslah memungkinkan server untuk mencegah holding (memegang dan atau menahan) state apabila terjadi unacknowledged connection dan apabila koneksi sudah selesai dilakukan.
- Congestion Control mencakup dan memasukkan Explicit Congestion Notification (ECN) [RFC3168] dan ECN Nonce [RFC3540].
- Mekanisme acknowledgment bisa memberitahukan informasi packet loss dan informasi ECN.
- Adanya mekanisme tambahan yang memungkinkan pemberitahuan pada aplikasi pengirim, paket data mana yang sampa pada penerima, dan apakah paket mempunyai penanda ECN ataukah tidak, corrupt ataukah tidak, ataukah di-drop di buffer penerima ataukah tidak.
- Adanya deteksi Path Maximum Transmission Unit (PMTU) [RFC1191]
- Adanya pilihan beberapa mekanisme congestion control. Untuk RFC ini, ada dua yang akan dispesifikasikan di RFC yang lain, yakni TCP like Congestion Control [RFC4341] dan TCP friendly Rate Control (TFRC) [RFC4342] .
Datagram Congestion Control Protocol didesain untuk menangani aplikasi semacam media streaming, dimana pada prosesnya dilakukan pengiriman data yang besar, dan tidak boleh ada delay yang terlalu besar, namun data diperbolehkan untuk sesekali hilang.
Datagram Congestion Control Protocol juga didesain agar aplikasi-aplikasi streaming yang mempunyai data kecil yang biasanya didesain mengunakan UDP, semacam chatting misalnya, tidak beralih desain untuk menggunakan DCCP.
Rujukan:
No comments:
Post a Comment