Sesama Mahasiswa Dilarang Saling Menjegal

Bisa dikatakan, peristiwa berikut adalah kejadian yang menakjubkan yang kedua di hari Sabtu. Kejadian ini terjadi ketika seminar proposal tugas akhir.

Seorang mahasiswa mengajukan sebuah judul tugas akhir dengan menggunakan sebuah teknik. Kemudian, oleh salah satu dosen muda yang kebetulan alumni universitas yang sama, mahasiswa ini diarahkan agar menggunakan teknik lain yang lebih baru dan lebih mudah. Tak disangka, seorang mahasiswa yang menjadi audience berbicara. Dengan gaya berbicara yang indah, mahasiswa ini berbicara yang intinya menolak pemakaian teknik yang diusulkan oleh dosen tersebut karena dianggap terlalu mudah. Dosen-dosen yang lain pun, kebetulan ada 3 dosen,  kaget dengan pernyataan tersebut.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, pernyataan tersebut seolah menyatakan dosen muda tersebut tidak tahu bedanya antara teknik yang pertama dengan teknik yang kedua. Perlu saya luruskan, dosen ini tahu bedanya. Saya (yang bukan alumni universitas tempat saya mengajar), dosen muda ini, dan seorang dosen senior (yang juga bukan alumni) sudah membicarakan kedua teknik ini. (Perlu dicatat, saya dan dosen senior ini tidak mengikuti seminar proposal tersebut) Teknik pertama memang susah, tapi seringkali useless, alias tidak berguna, karena kemampuan teknik tersebut tidak dimaksimalkan oleh para mahasiswa yang mengerjakan tugas akhir. Sehingga terkesan, "yang penting susah coding-nya."

Kedua, saya mengenal mahasiswa ini. Dia pernah menjadi salah satu mahasiswa saya. Dalam sebuah tugas yang pernah saya berikan, dia adalah satu-satunya mahasiswa yang bisa mengerjakan tugas tersebut. Judul seperti itu mungkin terlalu mudah baginya, tapi bagaimana dengan temannya? Apa gunanya kepandaian, jika tidak ada kepekaan sosial?

Jadi, siapa yang bikin susah tugas akhir? Dosen ataukah sesama mahasiswa?