Kemarin dapat perintah dari "bos"-nya Dikdasmen PD Muhammadiyah Surabaya. "Anak Buah Instalkan saya Ubuntu, buang tuh Jendela(TM)." "Siap Bos!"
Oke back-up dulu datanya. Done.
Ubuntu, tampaknya sedikit meniru Knoppix, lihat dulu, baru install. Ide bagus untuk orang yang mau coba-coba. Cuman bedanya dengan Knoppix, Ubuntu gak bisa install langsung tanpa perlu lihat-lihat. Alhasil, karena komputer "Bos" cuma mempunyai memori 256 MB, yang belum lagi terkurangi oleh VGA-nya. Ubuntu Live berjalan cukup lambat.
Boot pertama, Ubuntu Live gak bisa jalan. Terlalu lambat. Oke, tekan tombol reset, eits, tunggu dulu, laptop kan gak ada tombol reset, terpaksa deh tekan tombol ON/OFF. :D Ganti boot Ubuntu Live dengan mode Safe Mode VGA
Oke Ubuntu Live sudah dalam kondisi siap pakai, kemudian, aku klik tombol install itu. 1 Jam, 2 jam, 3 jam, meniru SpongesBob, 5000 tahun kemudian. Sial hanya keluar jendela-nya tanpa ada penampakan lagi, padahal komputer masih terus beraktivitas. Tekan tombol reset lagi, maksudku ON/OFF lagi. :D
Ada beberapa kemungkinan yang aku duga terhadap lemotnya laptop ini:
1. Di boot awal Ubuntu, ada tulisan "bla bla bla ... Bios Error ... Bla bla bla"
2. DVD Rom yang soak, karena sebelumnya, aku gagal mengkopi dari DVD ke HD nih Laptop.
3. Kurang memori.
Oke, alternatif kedua aku coba dulu. Aku ganti CDROM-nya dengan CDROM Della. Aku mencoba ulang mengkopi beberapa file ke HD. Sial, hasilnya sama, berarti bukan salah CDROM dong.
Selanjutnya, alternatif pertama aku coba, meng-upgrade Bios. Browsing di website-nya Axioo, eh aku belum cerita ya kalo ini laptop Axioo. Aaaaargh, laptop ini bahkan tidak ada di daftar produk Axioo, apalagi di daftar download. Tipe ... sori lupa. Jadi, ini laptop produknya Axioo bukan sih? Alternatif 1 terpaksa tidak pernah aku laksanakan.
Oke terakhir, alternatif 3. Aku lakukan. Sedikit browsing sana, browsing sini. Inilah langkahnya.
Pertama, boot Ubuntu Live dengan Safe Mode VGA, hingga siap pakai. :D Kayak mau masak saja.
Kedua, Teken tombol [Ctrl]+[Alt]+[F1]...[F6] untuk masuk mode Console. Terserah yang mana, pilih salah satu.
Ketiga, siapkan partisi swap. Fiuh, untung ada parted. Jadi sekalian menyiapkan semua partisi.
Lihat dulu struktur harddisk dengan perintah umum:
parted
Karena aku ingin melihat struktur partisi harddisk master, jadinya:
parted /dev/hda print
Sebelah kiri sendiri adalah nomor partisi, ini penting.
Selanjutnya hapus semua partisi di hda, dengan perintah:
parted /dev/hda rm
Kalau mau, bisa juga dengan mengubah ukuran partisi, tapi agak rumit, karena harus main hitung-hitungan dulu, dengan perintah:
parted /dev/hda resize
dengan start adalah nomor partisi yang free dan end adalah besar ukuran partisi dalam MB.
Untuk partisi, aku siapkan partisi dengan perintah umum:
mkpart
Untuk part-type diisi dengan primary, extended, atau logical. Tidak, pokoknya saya tidak mau menjelaskan apa itu primary, extended atau logical. Cari tahu sendiri. :D Sedang fs-type berisi tipe filesystem yang akan digunakan, ada: fat32, NTFS, ext2, reiserfs dan linux-swap. Sebutin yang biasa aku gunakan saja. Buat apa panjang-panjang. BTW, ada yang tidak disebutin di manual, yakni linux-extended untuk ext3.
Untuk partisi root, aku buat 20 GB dengan perintah:
mkpart primary linux-extended 1 20000
Sekarang, buat partisi swap sebesar 1 GB:
mkpart logical linux-swap 2 1000
Terakhir, buat partisi home untuk sisanya:
mkpart logical linux-extended 3 ...
Selanjutnya, karena tadinya rencananya cuma buat partisi swap, tapi sekalian dibuat partisi semuanya. Gunakan partisi swap yang sudah dibut tadi dengan perintah swapon.
swapon
Karena partisi swap ada di hda5, jadinya:
swapon /dev/hda5
Oke, sekarang kembali ke modus grafis. tekan tombol [alt]+[F7]. Dan, wuss, wuss, wuss, Ubuntu Live menjadi jauh lebih cepat jalannya. :D
Baru sekarang klik icon install, dan selanjutnya ikuti petunjuk instalasi Ubuntu.
Oleh:
Ali Sofyan Kholimi
No comments:
Post a Comment