Friday, January 14, 2011

Terpaksa Berbicara Blackberry

Melihat ramainya masalah blackberry akhir-akhir ini, tampaknya saya terpaksa mengikuti arus. Ikut-ikutan berbicara tentang blackberry.

Sebelum berbicara blackberry, saya akan berbicara tentang surat-menyurat terlebih dahulu. Mengapa surat-menyurat? Karena dari sinilah kita bisa memulai sedikit demi sedikit memahami bisnis komunikasi di era internet saat ini.

Dalam surat menyurat, ketika sebuah surat dikirim, maka pajak penghasilan dari mengirimkan surat antar negara ini mudah ditarik oleh kedua negara. Saya akan buat studi kasusnya untuk satu perusahaan pos dan dua perusahaan pos.

Dalam studi kasus satu perusahaan pos, katakanlah perusahaan InternasionalExpress yang mempunyai cabang di Indonesia dan Kanada, mengirimkan surat dari Indonesia ke Kanada, maka otomatis InternasionalExpress akan terkena pajak di Indonesia dan di Kanada. Jadi terkena pajak dari dua negara.

Dalam studi kasus dua perusahaan pos, katakanlah IndonesiaExpress dan KanadaExpress, yang berdiri di negara masing-masing. Ada sebuah surat yang dikirimkan dari Indonesia ke Kanada melalui IndonesiaExpress. IndonesiaExpress akan membayar sejumlah uang ke KanadaExpress, agar surat sampai di tujuan dengan biaya tertentu. Begitu pula sebaliknya, jika ada surat dari Kanada, KanadaExpress akan membayar sejumlah uang tertentu ke IndonesiaExpress. Bagaimana dengan pajak? IndonesiaExpress akan membayar ke Indonesia, KanadaExpress akan membayar ke Kanada. Tidak ada masalah bukan?

Sekarang ke masalah telephon. Langsung saja ke masalah dua perusahaan telephon. Ketika terjadi sambungan lintas operator, seperti yang kita tahu, biaya yang akan dikenakan lebih mahal. Mengapa? Karena kita membayar di dua operator. Pajak? Masing-masing perusahaan terkena pajak sendiri-sendiri.

Sekarang mulai ke masalah Blackberry. Mungkin inilah yang agak membingungkan. Seperti yang kita tahu, operator telephon membayar ke Blackberry untuk penggunaan BBM-nya. Berbeda dengan komunikasi surat-menyurat, dimana yang mengirim yang dikenai biaya, atau sambungan telephon antar operator, dimana yang memulai komunikasi yang membayar, maka bisnis komunikasi melalui BBM ini agak tidak jelas.

Oke katakanlah ada pengiriman pesan dari X ke Y. Dimana X menggunakan operator A, Y menggunakan operator B. maka komunikasi yang terjadi:

X --> A --> RIM --> B --> Y

Di sini kita bisa melihat, operator A membayar ke RIM, RIM seharusnya membayar kepada operator B. Pada kenyataannya? RIM tidak pernah membayar ke operator B. Apakah RIM salah ketika tidak membayar ke operator B? Saya jawab belum tentu. :D Bagaimana kalau prosesnya dibalik? Dari Y ke X, karena komunikasinya dua arah, maka akan anda lihat, hasilnya adalah seharusnya penggunaan fasilitas BB menjadi lebih mahal. Mengapa kenyataannya lebih murah? Karena komunikasinya menggunakan internet. Bagi saya, kenyataan yang mengerikan adalah, A dan B tersambung melalui internet, tetapi mereka tidak pernah berkomunikasi secara langsung, malah harus lewat BB.

Maaf, kalau tulisan saya tidak membawa konklusi, malah membawa kebingungan. Kan saya sudah bilang, kalau saya menulis ini dengan perasaan terpaksa. Tapi bagi saya, menarik pajak dari RIM itu wajib, kecuali fasilitas BB digratiskan, alias membayar sambungan internet secara normal. Lho, pendapatan RIM darimana? Dari Iklan, seperti Facebook atau Google. Coba kalau gratis tapi dikasih iklan, BB masih laku besar atau tidak. Jika tidak, maka pajak itu wajib ditarik. Wong, saya bayar di operator saja masih dikasih iklan. :D

No comments:

Post a Comment