Friday, December 7, 2007

Menjaga Rumah Ini

Bismillah ar-Rahman ar-Rahim

Jujur saja, baru kali ini aku merasakan, mengapa ayat yang memerintahkan kita taat kepada ALLOH, Rasul dan pimpinan kita itu ada.

Bagaimana rasanya, jika pimpinan kita memberikan perintah untuk menjaga rumah yang kemudian nantinya menjadi tempat berlindung banyak saudara kita. Di mana, saudara kita itu saat ini banyak melecehkan kita. Tentu saja, oleh para pimpinan, bagian pelecehannya diceritakan kepada penjaga rumah, namun bagian tujuan akhir menjaga rumah tersebut disimpan sendiri. Karena dengan begitu, para penjaga rumah akan mempunyai semangat untuk menjaga rumah tersebut, karena merasa memiliki. Sedang yang berada di luar rumah, semakin marah karena seolah-olah mereka terusir. Adapun para pimpinan, baik yang berada di dalam rumah tersebut, maupun yang di dalam rumah tersebut, hanya tersenyum dan mengatakan, "Bersabarlah!", yang tentu saja sering tidak ditaati, baik oleh para penjaga rumah, maupun yang seolah-olah terusir dari rumah tersebut.

Jadi teringat akan kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa, di mana Nabi Musa tidak sabar akan perbuatan Nabi Khidir. Di mana, Nabi Khidir belum bisa menceritakan, mengapa beliau melaksanakan keputusan tersebut.

Jadi teringat juga, bagaimana Rasulullah menandatangani perjanjian Hudaibiyah.

Jadi teringat juga, akan keputusan Ali bin Abi Thalib, yang menyerahkan kekuasaannya. Sehingga menimbulkan pemberontakan.

Juga teringat akan sebuah hadits, di mana kita diperintahkan mengingatkan pimpinan kita akan kebijaksanaannya dengan cara sembunyi-sembunyi. Namun jika pimpinan tidak mau dinasehati, ada sebuah kalimat lanjutan dari hadits tersebut yang sangat menggugahku saat ini. "Sesungguhnya engkau tidak lebih tahu dari urusan pimpinanmu."

Jika diceritakan semua landasan mengapa para penjaga rumah harus menjaga rumah, yang nantinya diserahkan kepada yang di luar rumah, tentu rumah tersebut bisa dihancurkan oleh yang tidak suka terhadap orang-orang di luar rumah tersebut. Selain itu, para penjaga rumah tentu tidak rela semua hasil kerja kerasnya dibagi bersama orang yang di luar rumah, yang sebelumnya mencaci mereka.

Hal ini membuatku terhenyak, menjadi pimpinan rumah seperti itu saja ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Harus siap tersinggung, namun harus bisa menyejukkan dalam ketersinggungan tersebut.

No comments:

Post a Comment