Friday, December 31, 2010

Menyambut Tahun Baru

Dalam menyambut tahun baru, ada dua hal yang sama-sama pernah aku lakukan. Begadang dan tidur. Ketika kecil, aku ingin sekali ikut begadang dalam menyambut tahun baru. Begadang bersama teman-teman, yang diajak orang tuanya begadang juga. Tapi tidak, orang tuaku mengajakku istirahat di rumah.

Hingga masa SMA, akhirnya aku dapat kesempatan begadang juga di malam tahun baru. Kelas 2, kelas 3. Tidur di siang harinya. Terbangun, aku bertanya. Adakah yang berbeda di hari ini? Ku baca koran, di dua tahun itu, beritanya tetap sama. Pedagang terompet mengaku rugi. Bahkan sampai setahun yang lalu, beritanya tetap sama. Jika dikatakan baru, mengapa tidak berbeda?

Aku mulai bertanya, jika tidak ada yang baru, buat apa aku menunggunya? Tahun selanjutnya dan selanjutnya, aku tetap begadang. Begadang untuk membaca tidak lupa berdoa. Karena aku selalu mendapatkan hal baru dari membaca. Apa senangnya membaca? Sekali-kali dibuat senang-senang. Tanya mereka yang berbeda. Senang-senang juga bisa dilakukan dengan membaca, membaca novel misalnya, jawabku. Jika tidak, aku tidur saja, mempersiapkan hari esok, mengambil apa yang ditinggalkan oleh orang-orang yang tidak mau mengambilnya.

Hari esok, adakah yang berbeda? Ataukah hanya senang-senang saja? Jika lebih baik, tentu beruntung. Jika sama, tentu merugi. Jika lebih buruk, apalagi.

1 comment:

  1. sama pak saya juga gak pernah ikut hura2 di tahun baru sejak kuliah di Malang. Karena saya memang tidak suka hura-hura.

    Malam tahun baru ini saya malah asik berpromosi rubik dan merencanakan usaha saya.

    BTW bapak suka baca, apakah juga suka baca tulisan ku. Hehehehe :D

    ReplyDelete